السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَبَرَكَاتُهُ وَرَحْمَةُ اللهِ
للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Hadirin hadirat Rahimakumullah kita lanjutkan pembahasan dari kitab Arisalatul Jami’ah dari Al Imam AL Habib Ahmad Bin Zein Al Habsyi. Beliau membimbing, menjelaskan kepada kita tentang furudusalah atau rukun –rukun shalat dan kita telah sampai kepada pembahasan
ثم الإعتدال و يطمئن فيه وجوبا
Setelah kita bangun dari ruku lalu kemudian kita I’tidal (kembalinya seseorang ketika shalat seperti ia sebelum ruku’) yaitu dia berdiri sambil membaca سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ‘’ Allah Swt mendengar siapa yang memujinya ‘’ Dan membaca ;
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Juga ada bacaan I’tidal yang lain ;
‘’ أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ. ‘’
‘’ Allah Swt yang pantas, yang berhak mendapatkan pujian , keagungan dan yang paling pantas di ucapkan oleh seorang hamba dan seluruh kami kepada engkau adalah hamba ‘’ Itu di antara bacaan I’tidal yang lain
و يطمئن فيه وجوبا
Dan juga tuma’ninah di dalamnya yaitu dalam rukun fi’li rukun gerakan I’tidal maka wajib kita diam sejenak ‘’biqodri subhanallah ‘’ minimal dengan kadar subhanallah .
Bukan bacaan nya yang wajib akan tetapi yang wajib adalah tuma’ninahnya sedangkan dzikir dzikirnya adalah sunnah dan juga makruh kalau kita shalat diam , dan kalau imam masih dalam keadaan ruku’ maka di ulang ulang bacaanya tidak apa –apa sambil menunggu imam atau juga di dalam shalat –shalat yang siriyah shalat yang perlahan imam membacanya seperti shalat dhuhur dan ashar , kita membaca surah juga dan juga boleh di tambah juga jangan kita sebagai makmum diam di dalam shalat, rugi karena di dalam shalat membaca al qur’an dzikir , do’a dan yang lainya khususnya imam ketika tidak terdengar bacaan surahnya baik juga di shalat yang jahr. Bila kita tidak hafal ayat ayat lain, boleh juga kita ulang –ulang ayat yang sama , dan setelah kita I’tidal kemudian kita melakukan sujud , sujud di dalam setiap raka’at di lakukan 2 kali, maka di dalam sujud wajib juga tumaninah bacaan sujud yang sering kita baca yang sudah biasa سبحان ربي الأعلي وبحمده dan juga beliau Rasulullah Saw sering kali beristighfar , istighfar yang di baca oleh nabi Muhammad Saw adalah banyak sekali di antarnya juga
سُبْحَانَكَ أللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أللَّهُمَّ اغْفِرْلِى
Memadukan antara tasbih dan istighfar juga nabi sering kali membaca
ربّي إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا،
فَاغْفِرْ لِي ذنوبي فإنّه
لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.
Dan dalam riwayat yang lain ‘’ rabbi inni dzolamtu nafsi dzulman kasiro kabiro ‘’ kabiro dan katsiro
‘’ Ya Allah ya tuhanku aku telah menjadikan diriku dengan ke dzaliman yang besar ,dan ke dzaliman yang banyak ‘’ ini juga kita baca di dalam sujud
Jadi ketika turun nya ayat ‘’ فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ’’ Nabi mengatakan’’ اجْعَلُوهَا فِى رُكُوعِكُمْ’’ jadikanlah nama Allah yang adzim di dalam ruku’kalian dan ketika turunya ayat ‘’ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى’’ maka nabi mengatakan ‘’ اجْعَلُوهَا فِى سُجُودِكُمْ’’ maka jadikan bacaan sujud kalian .
Hadirin hadirat Rahimakumullah, di dalam sujud anggotanya ada 7
1.Dahi / jidat , kedua telapak tangan , kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki , ketika kita bersujud berurutan dari lutut kemudian tangan , jangan tangan dulu kalau kita bersujud terkecuali orang yang sudah tua kalau kita yang masih muda dari lutut kemudian tagan , di lanjutkan dahi kemudian sunah menempelkan hidung namun yang wajib dahi bukan hidung , dan anggota sujud yang 7 harus kita perhatikan terutama dahi jangan sampai tertutup ‘’ hendaknya dahi itu terbuka tidak tertutup baik oleh kopiyah ,oleh imamah ,oleh sorban ,oleh tailosan (sorban yang di tutupkan ke kepala ) ,kalau di selempang di pundak namanya rida di ikatkan di kepala namanya imamah dan tailosan sunah ketika khotib menggunakan imamh dan di tutupi dengan sorban dan juga kalau masih dahi kanan atau kiri masih sah .orang yang banyak sujud tentu orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah Swt karena posisi seseorang yang terdekat dengan Allah adalah ketika dia bersujud sebagaimana dalam hadits di katakan
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ
‘’Paling dekatnya seorang hamba dengan Allah adalah ketika dia sedang bersujud ‘’ dan juga Nabi Saw mengatakan di dalam ruku’ agungkanlah Allah Swt dan di dalam bersujud maka perbanyaklah kita berdo’a karena akan di ijabah oleh Allah Swt kita di anjurkan memperbanyak do’a nabi membaca istighfar baik di dalam ruku’ atau sujud seperti bacaan –bacaan yang tadi.
للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Hadirin hadirat Rahimakumullah kita lanjutkan pembahasan dari kitab Arisalatul Jami’ah dari Al Imam AL Habib Ahmad Bin Zein Al Habsyi. Beliau membimbing, menjelaskan kepada kita tentang furudusalah atau rukun –rukun shalat dan kita telah sampai kepada pembahasan
ثم الإعتدال و يطمئن فيه وجوبا
Setelah kita bangun dari ruku lalu kemudian kita I’tidal (kembalinya seseorang ketika shalat seperti ia sebelum ruku’) yaitu dia berdiri sambil membaca سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ‘’ Allah Swt mendengar siapa yang memujinya ‘’ Dan membaca ;
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Juga ada bacaan I’tidal yang lain ;
‘’ أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ. ‘’
‘’ Allah Swt yang pantas, yang berhak mendapatkan pujian , keagungan dan yang paling pantas di ucapkan oleh seorang hamba dan seluruh kami kepada engkau adalah hamba ‘’ Itu di antara bacaan I’tidal yang lain
و يطمئن فيه وجوبا
Dan juga tuma’ninah di dalamnya yaitu dalam rukun fi’li rukun gerakan I’tidal maka wajib kita diam sejenak ‘’biqodri subhanallah ‘’ minimal dengan kadar subhanallah .
Bukan bacaan nya yang wajib akan tetapi yang wajib adalah tuma’ninahnya sedangkan dzikir dzikirnya adalah sunnah dan juga makruh kalau kita shalat diam , dan kalau imam masih dalam keadaan ruku’ maka di ulang ulang bacaanya tidak apa –apa sambil menunggu imam atau juga di dalam shalat –shalat yang siriyah shalat yang perlahan imam membacanya seperti shalat dhuhur dan ashar , kita membaca surah juga dan juga boleh di tambah juga jangan kita sebagai makmum diam di dalam shalat, rugi karena di dalam shalat membaca al qur’an dzikir , do’a dan yang lainya khususnya imam ketika tidak terdengar bacaan surahnya baik juga di shalat yang jahr. Bila kita tidak hafal ayat ayat lain, boleh juga kita ulang –ulang ayat yang sama , dan setelah kita I’tidal kemudian kita melakukan sujud , sujud di dalam setiap raka’at di lakukan 2 kali, maka di dalam sujud wajib juga tumaninah bacaan sujud yang sering kita baca yang sudah biasa سبحان ربي الأعلي وبحمده dan juga beliau Rasulullah Saw sering kali beristighfar , istighfar yang di baca oleh nabi Muhammad Saw adalah banyak sekali di antarnya juga
سُبْحَانَكَ أللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أللَّهُمَّ اغْفِرْلِى
Memadukan antara tasbih dan istighfar juga nabi sering kali membaca
ربّي إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا،
فَاغْفِرْ لِي ذنوبي فإنّه
لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.
Dan dalam riwayat yang lain ‘’ rabbi inni dzolamtu nafsi dzulman kasiro kabiro ‘’ kabiro dan katsiro
‘’ Ya Allah ya tuhanku aku telah menjadikan diriku dengan ke dzaliman yang besar ,dan ke dzaliman yang banyak ‘’ ini juga kita baca di dalam sujud
Jadi ketika turun nya ayat ‘’ فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ’’ Nabi mengatakan’’ اجْعَلُوهَا فِى رُكُوعِكُمْ’’ jadikanlah nama Allah yang adzim di dalam ruku’kalian dan ketika turunya ayat ‘’ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى’’ maka nabi mengatakan ‘’ اجْعَلُوهَا فِى سُجُودِكُمْ’’ maka jadikan bacaan sujud kalian .
Hadirin hadirat Rahimakumullah, di dalam sujud anggotanya ada 7
1.Dahi / jidat , kedua telapak tangan , kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki , ketika kita bersujud berurutan dari lutut kemudian tangan , jangan tangan dulu kalau kita bersujud terkecuali orang yang sudah tua kalau kita yang masih muda dari lutut kemudian tagan , di lanjutkan dahi kemudian sunah menempelkan hidung namun yang wajib dahi bukan hidung , dan anggota sujud yang 7 harus kita perhatikan terutama dahi jangan sampai tertutup ‘’ hendaknya dahi itu terbuka tidak tertutup baik oleh kopiyah ,oleh imamah ,oleh sorban ,oleh tailosan (sorban yang di tutupkan ke kepala ) ,kalau di selempang di pundak namanya rida di ikatkan di kepala namanya imamah dan tailosan sunah ketika khotib menggunakan imamh dan di tutupi dengan sorban dan juga kalau masih dahi kanan atau kiri masih sah .orang yang banyak sujud tentu orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah Swt karena posisi seseorang yang terdekat dengan Allah adalah ketika dia bersujud sebagaimana dalam hadits di katakan
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ
‘’Paling dekatnya seorang hamba dengan Allah adalah ketika dia sedang bersujud ‘’ dan juga Nabi Saw mengatakan di dalam ruku’ agungkanlah Allah Swt dan di dalam bersujud maka perbanyaklah kita berdo’a karena akan di ijabah oleh Allah Swt kita di anjurkan memperbanyak do’a nabi membaca istighfar baik di dalam ruku’ atau sujud seperti bacaan –bacaan yang tadi.
0 Response to "Rukun Shalat – I’tidal"
Post a Comment